JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) tidak hanya menyebabkan kerugian materil dan jatuhnya korban jiwa, namun juga menimbulkan kekhawatiran serta trauma bagi masyarakat terdampak. Guna memulihkan kondisi psikologis dan sosial pascagempa, Kementerian Sosial (Kemensos) turut mendukung pemulihan psikososial bagi para pengungsi.
Pekerja Sosial Ahli Muda Kementerian Sosial (Kemensos) Republik Indonesia, Dika Yudhistira Rizqy mengatakan, Kemensos memastikan kebutuhan para pengungsi atau penyintas dapat terpenuhi, salah satunya kebutuhan pemulihan psikososial.
"Kemensos memastikan kebutuhan penyintas dapat terpenuhi, terlebih kebutuhan pemulihan psikososial," ujar Dika dalam Konferensi Pers Penanganan Bencana Pasca Gempa M6,2 Sulawesi barat pada Rabu (20/1/2021).
Dika menjelaskan bahwa Kemensos telah mengerahkan tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi para penyintas untuk membantu pemulihan trauma yang dirasakan oleh masyarakat terdampak gempa bumi.
"Tim LDP Kemensos yang berasal dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan SDM Program Keluarga Harapan. Adapun relawan yang ikut turun sebanyak 30 orang yang tersebar di Kabupaten Majene dan Mamuju untuk kegiatan pelayanan sosial," jelas Dika.
Baca juga: BNPB: Bantuan Gempa Sulbar Harus Segera Disalurkan, Tak Boleh Disimpan Lebih 24 Jam
"Sampai hari ini, sebanyak 201 Tagana yang terlibat dari Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah telah bergabung untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sosial sekaligus pemulihan psikologis bagi para pengungsi," lanjutnya.
Kemensos turut melakukan pendistribusian logistik untuk kebutuhan dasar para pengungsi seperti makanan siap saji, makanan anak, tenda gulung, matras, selimut, peralatan dapur keluarga, tenda serba guna maupun tenda Covid-19, kids wear, food wear, velbed, kasur, sandang, perlengkapan siaga bencana untuk evakuasi, dan masker medis untuk pencegahan penularan Covid-19.