JAKARTA - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono mengatakan, data FDR memastikan kedua mesin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 telah beroperasi saat pesawat menghantam air, sama halnya berdasarkan serpihan-serpihan yang ditemukan.
Soerjanto pun mengatakan pihaknya berencana untuk mengeluarkan laporan awal terkait kecelakaan Sriwijaya Air dalam waktu 30 hari setelah peristiwa nahas itu. Hal tersebut sesuai dengan standar internasional.
Kecelakaan Sriwijaya adalah bencana penerbangan terbesar di tanah air sejak Oktober 2018, ketika 189 orang tewas di dalam pesawat Lion Air Boeing 737 MAX yang jatuh ke Laut Jawa setelah lepas landas.
KNKT sendiri pada Jumat (15/1), berhasil mengunduh informasi dari perekam data penerbangan (flight data recorder/FDR) pesawat Sriwijaya Air yang jatuh ke laut pada pekan lalu.
KNKT, sebagaimana dilansir dari Reuters, mengatakan perekam tersebut "memiliki 330 parameter dan semuanya dalam kondisi baik.”
Parameter adalah referensi jumlah data yang direkam dari berbagai sistem pesawat, termasuk jalur penerbangan, kecepatan, tenaga mesin, dan konfigurasi flap.
Sriwijaya Air SJ 182 jatuh ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta dengan 62 orang di dalamnya pada 9 Januari. Boeing Co 737-500 yang berusia 26 tahun itu hancur berkeping-keping.
(kha)