JAKARTA – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) melakukan pencarian dan upaya penyelamatan korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
(Baca juga: Ditemukan di Pulau Laki, Penyelam TNI AL Bawa Black Box Sriwijaya Air ke Posko JICT)
Sebelumnya, Panglima Komando Armada 1, Laksamana Muda Abdul Rasyid Kacong mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 10 KRI untuk melakukan pencarian korban. Termasuk menerjunkan dua pasukan elite TNI AL Denjaka dan Kopaska.
"TNI AL perlu saya sampaikan kita siapkan ada 10 kapal KRI malam ini kita siap bergerak," ujarnya beberapa waktu lalu.
(Baca juga: Pasukan Elite TNI AL Temukan Sejumlah Uang dan KTP Fazila Ammara Korban Sriwijaya Air)
Adapun armada yang dikerahkan dari TNI AL adalah, KRI Teluk Gili Manuk (onboard Tim Kopaska), KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI KRI Cucut -866, KRI Tengiri dan 2 Sea Rider Kopaska serta 2 kapal Tunda yakni TD. Galunggung dan Malabar.
Selain itu, TNI AL juga menyiapkan Heli Nbell 412 EP HU 4205 onboard KRI Bontang posisi sandar dermaga JICT Jakarta yang siap dukung Operasi SAR.
Hasilnya, memasuki hari keempat Tim penyelam TNI AL berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, sekitar pukul 16.20 WIB. Sinyal black box Sriwijaya Air sebelumnya terdeteksi 23 meter di bawah laut
Saat ini, tim penyelam telah mengangkat black box Sriwijaya Air ke Poskos SAR JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Black box dimasukan ke dalam wadah plastik dan dibawa dengan menggunakan sea rider dengan pengawalan ketat penyelam TNI AL. Cuaca di lokasi pun terlihat mulai mendung dengan kondisi ombak yang cukup besar. Kendati demikian, hal tersebut tidak menyurutkan nyali para penyelam dari pasukan elite TNI AL itu.
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada hari Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.