JAKARTA - Penyidik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Nurcahyo Utomo menyatakan, pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan Pulau Seribu, Sabtu (9/1/2021), kemungkinan pecah setelah menghantam permukaan laut.
"Kami belum tahu pasti, tapi apabila diperhatikan, serpihan-serpihannya tersebar di sebuah area yang tidak terlalu luas," kata Nurcahyo Utomo kepada Reuters, Senin (11/1).
"Pesawat itu kemungkinan pecah saat berbenturan dengan air, karena kalau meledak di udara, serpihannya akan tersebar lebih luas," tambahnya.
Baca Juga:Â KN SAR Wisnu Kerahkan 50 Penyelam Cari Korban & Serpihan Sriwijaya Air SJ-182
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta ke Pontianak dengan 62 penumpang, hilang kontak dengan petugas kontrol lalu lintas udara pada Sabtu (9/1) selepas pukul 14.40 WIB, sekitar empat menit setelah lepas landas. Pesawat jenis Boeing itu jatuh di perairan sekitar Kepulauan Seribu.
Baca Juga:Â Basarnas Temukan Bagian Tubuh Penumpang Sriwijaya Air, Sebelum Dinaikan ke Kapal Disemprot Disinfektan
Sementara itu, Penjabat Menteri Pertahanan AS Christopher Miller pada Minggu (10/1) menelepon Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tersebut.
Dalam pernyataan yang dirilis Departemen Luar Negeri AS Minggu (10/1), Miller menawarkan bantuan yang mungkin diperlukan dan menyatakan keyakinannya pada pemerintah Indonesia dalam mengatasi situasi itu. Kedua pemimpin itu juga menyampaikan rasa duka cita kepada para keluarga korban. (saz)
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP
(amr)