JAKARTA - Pemerintah sudah mendistribusikan vaksin Covid-19 ke sejumlah daerah meski belum ada izin penggunaan darurat atau UEA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Beragam pertanyaan pun dilontarkan dalam media sosial dan berpolemik.
Dokter sekaligus Influencer, Tirta Mandiri Hudhi menanggapi wajar banyak pertanyaan terkait pendistribusian vaksin. Menurutnya, hal itu akibat komunikasi publik para pejabat di Indonesia yang tidak kompak.
"Komunikasi publik pejabat2 dj Indonesia memang ga kompak. Ketika pusat lagi urus edukasi vaksin, Ada yg prosesi pelepasan vaksin. Ada yg bilang rs mengcovidkan. Ada yg bilang nyuruh gali kubur sendiri. Mbok tim komunikasinya kompak. Yg bener bikin narasi," tulis akun @tirta_hudhi yang dikutip Rabu (6/1/2020).
Tirta menjelaskan, pemerintah seharusnya tidak melakukan keterangan pers tentang Vaksin sebelum BPOM mengeluarkan hasil. Apalagi pihak istana sudah mengumumkan tanggal pemberian vaksin kepada Presiden dan jajaran kabinetnya.
"Contoh : soal vaksin. Seharusnya alurnya
 1.Bpom keluarin hasil > jumpa pers
2. Mui keluarin hasil > jumpa pers
3. Baru Istana > jumpa pers
4. Baru sms pemberitahuan di blast
 Nampaknya kita meremehkan komunikasi, jadine ruwet begini," cuit lanjutannya.
Diketahui sebelumnya, pada Selasa (5/1/2021) pemerintah mulai mendistribusikan vaksin Sinovac ke seluruh daerah meski belum ada izin penggunaan BPOM. Bahkan pihak istana telah mengumumkan waktu pemberian vaksin kepada Presiden Joko Widodo dan para menterinya. Akibatnya, Sinovac pun menjadi trending topik di media sosial twitter. Mayoritas warganet mempertanyakan, dan meragukan vaksin Covid-19 asal Cina itu.
Follow Berita Okezone di Google News
(kha)