JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sekaligus Anggota Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Hasbullah Thabrany menegaskan, hasil tes PCR atau Swab Covid-19 positif, wajib dilaporkan ke Dinas Kesehatan untuk dilakukan tracing kontak.
“Kalau ada orang yang diperiksa dan positif Covid, maka yang positif ini bisa menularkan ke orang lain. Yang tahu dia positif, pemeriksannya, laboratoriumnya harus melaporkan kepada yang berwenang, supaya yang berwenang bisa memantau men-tracing lagi, supaya ketemu teman siapa lagi, supaya bisa ditelusuri jangan sampai menularkan lebih banyak orang. Kalau tes positif, wajib dilaporkan,” ungkap Hasbullah, Rabu (2/12/2020).
Hasbullah mengatakan, data penyakit seseorang yang tidak berdampak pada kepentingan yang lebih besar di masyarakat,menjadi hak pasien. “Rahasia pasien itu penyakitnya tidak diberikan kepada orang lain atau tidak diungkap, karena penyakit itu memang informasi buat si pasien. Dan apabila hal itu, pengungkapan itu tidak ada efek apa-apa keluar, itu berlaku pada kasus biasa ya," ujarnya.
Jika dalam keadaan pandemi seperti saat ini, kata Hasbullah, hak seseorang untuk merahasiakan penyakitnya bisa dibatalkan oleh Pengadilan. “Dalam keadaan pandemi atau epidemi atau wabah dimana terjadi penularan, sama di mana ada kasus-kasus yang perlu dibawa ke pengadilan, maka hak itu menjadi batal, karena ada kepentingan yang lebih besar,” jelasnya.
Pasalnya, kata Hasbullah, Covid-19 telah merenggut lebih dari 17.000 nyawa dan setengah juta orang lebih terkonfirmasi Covid-19. Ilmu pengetahuan sudah menunjukkan bahwa penyakit ini sangat menular.
Baca juga: Waduh, Positivity Rate Covid-19 Indonesia Masih di Atas Standar WHO
Sehingga, jelas Hasbullah, untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat maka diperlukan kontak tracing dari pasien terkonfirmasi Covid-19.
“Ahli epidemiologi sudah bilang ini harus di tracing, harus dicegah penularan lebih lanjut. Siapapun yang pernah kontak harus dikejar. Kalau ternyata positif juga ya harus diisolasi, itu ahlinya bilang begitu. Jadi hendaknya semua pihak ikutilah ahlinya. Ahlinya siapa? Para dokter, ahli epidemiologi,” tambah Hasbullah.