JAKARTA - Setahun sudah Bangsa Indonesia kehilangan salah satu putra terbaiknya, Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie yang tutup usia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 11 September 2020, pukul 18.05 WIB.
(Baca juga: Resmikan Monumen Pesawat N250 Gatotkoco, Panglima TNI: Penghargaan Tertinggi BJ Habibie)
BJ Habibie wafat setelah mengalami gagal jantung dalam usia yang tak lagi muda. Ia meninggal setelah mendapat perawatan beberapa hari di usia 83 tahun.
Masyarakat Indonesia berkabung dan mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati kepergian Presiden ketiga Indonesia itu.
(Baca juga: Pemkab Bogor Perketat PSBB, Tempat Keramaian Dibatasi hingga Pukul 7 Malam)
Jenazah Habibie disemayamkan di rumah duka di Patra Kuningan, Jakarta Selatan. Dia dikebumikan di TMP Kalibata, Jakarta, pada 12 September 2020.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertindak langsung sebagai Inspektur Upacara (Irup) dalam prosesi pemakaman Habibie. Kepala Negara juga sempat menjenguk Habibie di rumah sakit. Namun, Habibie sudah terlebih dahulu berpulang untuk selamanya 5 menit sebelum kedatangan Jokowi.
"Selamat Jalan Mr Crack, Mr Pioner, kami akan selalu ingat pesanmu jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan dunia," kata Jokowi dalam sambutannya saat itu.
"Dengan menyebut nama Allah SWT, marilah kita lepas Bapak BJ Habibie," sambungnya.
Selama hidupnya Habibie dikenal sebagai tokoh yang bergelut di bidang teknologi. Karya-karyanya itu pun diakui dunia. Salah satu mahakarya BJ Habibie adalah crack progression theory alias teori Habibie. Teori ini pula yang membuatnya dijuluki Mr Crack.