BEKASI — Karyanya memang bukan seperti pelukis-pelukis ternama di Indonesia. Namun, buah tangah yang dibuat bertujuan untuk mencukupi anak-anaknya agar tetap bisa menganyam bangku sekolah.
Pak Badrus (53), begitu biasa disapa, baru saja menjajakan lukisan tanganya di wilayah Perumahan Mas Naga Galaxy, Jaka Setia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Bersama anak keenamnya, sang ayah terlihat tengah mengemas dagangnya untuk dijual.
Ia baru saja tiba di depan ruko Perumahan Galaxy, yang tidak ada penghuninya. Dia biasa mangkal di pelataran ruko untuk menjajakan lukisannya.
Satu persatu hasil karyanya mulai dipajang. Dengan tangannya yang masih bercak cat, terlihat tengah lembutnya satu persatu menggantungkan lukisan di besi rakitan yang menempel di sepeda motornya.
Biasanya, bapak 7 anak itu tiba sekira pukul 17.00 WIB di tempat alakadarnya. Dia sedikit telat tiba, karena kandaraanya sempat mogok. Alhasil dia pun mendorong kendaraan ke lapak dimana biasa dia mangkal.
"Iya tadi mogok, didorong dari sana," kata Pak Badrus yang mengenakan kemeja biru itu sambil menunjuk ke patung bundaran di Galaxy, ketika ditemui Okezone, Kamis (23/7/2020).
Bersama anaknya, Pak Badrus terlihat bebenah. Anaknya yang dibawa berdagang itu, sesekali membantu dengan merapihkan lukisan untuk di pajang di bawah motor. Lukisan-lukisan itu terlihat dipajang di bagian bawah kendaraan tanpa alas.
Baca Juga :Â Geram PPSU Jadi Korban Tabrak Lari, Anies: Kau Pikir yang Ditabrak Gelondongan Kayu?
Baca Juga :Â Moammar Emka Sebut Artis Tertangkap Kasus Prostitusi Mayoritas Selebritas Kelas C
Maklum, Pak Badrus hanya mengandalkan pelataran ruko yang tak digunakan. Itu semua dia lakukan untuk menyambung biaya hidup dan untuk anak-anaknya tetap bersekolah.
"Kerajinan ini dibuat sendiri, dari barang-barang limbah seperti kain bekas, triplek bekas, dan kanvas. Semua ini untuk kebutuhan dan biaya anak-anak sekolah," ujar pria asal Tengaran, Salatiga, Jawa Tengah itu.
Diakui Badrus, baru satu bulan ini dirinya menjajaki dagangan lukisan. Sebelumnya, dirinya sempat bingung dengan kondisi pademi virus corona atau Covid-19 ini, karena usahanya jualan parfum sepi pembeli. Alhasil, dirinya harus memutar otak untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan agar anak tak putus sekolah.
"Awalnya nerusin jualan parfum sama nasi kebuli. Tapi enggak bisa jualan, karena hanya satu-dua saja yang laku. Terus modal enggak ada, jadi harus mutar otak, akhirnya saya buat lukis-lukisan, coret-coret saja," kata dia.
Follow Berita Okezone di Google News