JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Willy Aditya meminta pengguna sosial untuk tetap menjadikan media sosial sebagai medium komunikasi manusiawi. Pernyataan Willy ini menganggapi Hari Media Sosial Nasional yang jatuh setiap 10 Juni.
“Saat ini kita dihadapkan pada banyaknya platform media sosial untuk saling berhubungan dan berkomunikasi antar warga. Tapi karena kemunculannya bukan berasal dari geliat perkembangan komunikasi alamiah antarwarga, maka banyak dampak yang tidak kita duga sebelumnya. Komunikasi manusiawi yang sejak dulu dihadirkan lewat tatap muka langsung, harus terus menjadi titik pijak menggunakan media sosial, ” kata Willy saat dihubungi Okezone di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Willy melanjutkan, hubungan tatap muka antar warga yang dahulu terbatas teknologi nyatanya justru memelihara keguyuban. Komunikasi tatap muka yang alamiah ada sejak lama, menurutnya banyak memberi manfaat sosial yang masih belum tergantikan dengan platform media sosial apapun.
“Kurangnya komunikasi manusiawi memudahkan terjadinya salah paham, desas-desus, kabar bohong dan lainnya. Ini yang sedang kita hadapi sekarang dengan makin banyaknya kasus-kasus hukum di ranah media sosial. Seseorang dengan mudah menciptakan informasi palsu, fitnah dan lainnya lalu memuatnya di media sosial dan akhirnya tersebar luas dan berakhir dengan tindakan hukum. Mau sampai kapan begitu,” tegas Willy.
Meski begitu Politikus Partai Nasdem ini mengakui banyak juga manfaat yang bisa di peroleh warga dari penggunaan media sosial.
Seperti banyak peristiwa, pengalaman, hingga pengetahuan yang mungkin belum pernah dialami dan diketahui warga dapat di akses dengan bantuan perkembangan platform media sosial.
Bahkan saat ini media sosial pun bukan sekedar bersifat sosial sebagaimana adanya, media sosial juga ternyata dapat memberi nilai tambah ekonomis bagi warga.
“Kalau kita ikuti perkembangannya, media sosial yang awalnya saling membentuk komunitas sosial kini juga dipakai sebagai komunitas bisnis. Hebatnya lagi media sosial menyediakan segmented market buat mereka yang mengembangkan bisnis. Dulu dagang di Facebook, Twitter, dan lainnya itu tabu, sekarang bahkan telah dibuat legal,” ungkap Willy.
Willy pun mengajak agar masyarakat untuk lebih banyak mempelajari dan mempraktekan bagaimana nilai ekonomis media sosial membangun komunikasi dengan pendekatan-pendekatan humanis, komunikasi manusiawi.
Karena, lanjut Willy, hampir tidak ada pengguna media sosial untuk bisnis memakai cara-cara komunikasi yang tidak manusiawi. Bahkan pengguna media sosial dari kelompok ini berupaya untuk tahu bagaimana kebiasaan, pilihan-pilihan, dan kebijaksanaan warga media sosial.