JAKARTA – Polda Papua menyatakan informasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) menyerang, merampas ribuan peluru amunisi dan menduduki empat pos darurat TNI-Polri di Kabupaten Nduga, tidak benar atau hoaks. Polisi menilai isu itu sengaja disebar melalui media sosial untuk memprovokasi.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menyikapi informasi yang beredar terkait penyerangan pos darurat TNI-Polri oleh KKB di Nduga.
Baca juga:Â Kronologi Penyerangan Anggota Pos Polisi 99 Paniai Papua hingga Perampasan 4 Senpi
Kamal mengatakan, KKB pimpinan Egianus Kogoya terus melakukan provokasi dan menyebarkan informasi yang menimbulkan kepanikan warga di Papua khususnya di Nduga.
“Kami tidak pernah menerima laporan dari Polres jajaran terkait kejadian tersebut. Yang terjadi yaitu penganiayaan dan perampasan senjata api milik anggota Polri yang berada di Pos Pol 99 Polres Paniai pada Jumat 15 Mei 2020,” kata Kamal melalui keterangan tertulisnya kepada Okezone, Kamis (28/5/2020).
Sebelumnya Juru Bicara Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Sebby Sambom dalam rilisnya mengatakan, pasukannya telah menyerang pos TNI-Polri di Nduga dari 18 hingga 25 Mei 2020.
Mereka mengklaim telah merampas ribuan amunisi serta alat komunikasi milik TNI-Polri dan menduduki empat pos darurat aparat keamanan.
Baca juga:Â Massa Keroyok Polisi di Pospol Paniai Papua, 4 Senjata Api Dirampas
Pasukan TPNPB, menurut Sebby, berhasil menduduki pos darurat yang telah ditinggalkan TNI-Polri, kemudian merampas perlengkapan militer yang tertinggal di antaranya 60 magazen peluru aktif dengan amunisi sebanyak 1.800 butir, peluru rantai tiga unit yang per butir belum hitung, 16 peluru roket basoka, 30 buah tas ransel, 12 buah HP kamera merek Samsung, 6 buah HT, 2 HP Satelit Inmarsat dan Thuraya, 15 buah rompi antipeluru, sepatu, baju-celana, terpal dan peralatan lainnya yang belum dirinci.