JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Farah Puteri Nahlia angkat bicara terkait masalah 17 Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengalami dugaan perlakukan tidak manusiawi di atas kapal penangkap ikan asal China yang merapat di Busan, Korea Selatan. Kini, tiga di antaranya meninggal dunia dan telah dilarung di lautan sebelum kapal itu tiba di daratan Busan.
Farah meminta kepada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) lebih proaktif melakukan pendataan WNI yang terdaftar sebagai pekerja migran. Sehingga, keberadaan para WNI yang sedang mencari nafkah di luar negeri dapat terdeteksi dan mereka bisa termonitor, apakah bekerja untuk perusahaan yang kredibel atau abal-abal.
“BP2MI sudah harus proaktif melakukan pendataan pekerja kita di luar negeri, tentunya bekerja sama dengan Kemenlu melalui perwakilan dan atau kedubes RI,” ujar Farah kepada Okezone, Jumat (8/5/2020).
Ia mengapresiasi langkah Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang telah melakukan investigasi dan membantu proses pemulangan satu jenazah dari Busan, Korea Selatan ke Tanah Air.
“Walaupun investigasi dilakukan terlambat setelah pemberitaan yang viral dari media Korea Selatan,” katanya.
Baca juga: Pengawasan BP2MI Dinilai Lemah Terhadap ABK yang Hendak ke Luar Negeri
Politikus PAN itu mengaku akan berkoordinasi dengan pimpinan Komisi I DPR RI agar segera memanggil Kemenlu dan BP2MI untuk menelusuri dugaan terjadinya pelanggaran HAM yang menimpa para pekerja tersebut.
“Sehingga peristiwa seperti meninggalnya ABK dapat segera diantisipasi dan tidak melulu mengagetkan kita di Tanah Air,” kata dia.