JAKARTA - Suratno (50), seorang sopir bajaj nampak lesu di balik kemudinya. Siang itu, tak banyak aktivitas yang bisa ia dikerjakan. Hanya duduk-duduk sambil berharap ada penumpang yang meminta untuk diantar.
Sejak pagi pukul 06.00 WIB, Suratno sudah memanaskan mesin dan berangkat dari kontrakannya di kawasan Jakarta Selatan menuju Pasar Inpres, Cipete, Jakarta Selatan untuk mencari penumpang. Namun, tak banyak yang bisa di dapatnya hari ini. Sudah hampir 8 jam berburu penumpang hanya mampu mengumpulkan uang Rp50 ribu.
"Ini dari pagi sampai jam segini (14.00 WIB) baru dapat Rp50 ribu, biasanya bisa Rp150 ribu," ucapnya saat ditemui Okezone, Kamis (30/4/2020).
Baca Juga:Ā 67 Ribu Reagen PCR Didistribusikan ke 9 ProvinsiĀ
Suratno merasakan betul bagaimana perihnya mencari uang di tengah wabah corona. Ia hanya bisa pasrah sembari tetap berusaha seperti hari-hari biasanya demi mencari rezeki untuk keluarganya di Jawa Tengah.
Ā
Suratno "single fighter" di Jakarta. Semua keluarga isteri dan tiga orang anaknya tinggal di kampung Jawa Tengah. Setiap minggu biasanya bisa mengirimkan uang, namun saat pandemi seperti ini, ia pun kesulitan.
Jangankan untuk mengirim uang, untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan membayar sewa kontrakan sangat berat dilakukan.
"Dulu seminggu sekian sekarang enggak bisa. Kemarin aja saya telat bayar kontrakan itu karena kaya gini enggak ada pemasukan jadi nunggak," bebernya.
Kondisi yang serba sulit membuat Suratno berpikir untuk kembali ke kampung berkumpul bersama keluarga. Namun, hal itu tak bisa dilakukan mengingat pemerintah telah membuat aturan larangan mudik.
Baca Juga:Ā Pasien Positif Covid-19 Paling Banyak Berasal dari Usia ProduktifĀ