JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang menelisik asal-usul aset tersangka kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan mesin pesawat, dari Airbus SAS dan Rolly Royce Plc untuk Garuda Indonesia, Hadinoto Soedigno (HS). KPK menelisik aset milik Hadinoto lewat dua saksi yang diperiksa hari ini.Â
Dua saksi yang diperiksa penyidik lembaga antirasuah, yakni pihak swasta, Sri Endang Nurliana dan seorang notaris, Irfan Mediawan. Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk penyidikan HS.Â
“Penyidik mengkonfirmasi adanya pembelian aset-aset milik tersangka HS," kata Plt Jubir KPK, Ali Fikri melalui pesan singkatnya, Rabu (22/4/2020).
Awalnya, penyidik mengagendakan pemeriksaan terhadap enam saksi pada hari ini. Namun, hanya dua saksi yakni Sri Endang Nurliana dan Irfan Mediawan yang memenuhi panggilan pemeriksaan.Â
Sementara empat saksi lainnya yakni, Pensiunan Pegawai PT Garuda Indonesia, Agus Wahjudo; dua Staf PT Almaron Perkasa, Heni Febrian dan Catarina Niken Saraswati; serta pihak swasta, Rullianto Hadinoto mangkir alias tidak memenuhi panggilan pemeriksaan.
"Untuk saksi Agus Wahjudo pemeriksaan akan dijadwalkan ulang. Sedangkan tiga saksi lainnya belum diperoleh informasi," ucapnya.
Baca juga:Â 13 Hari PSBB, Jumlah Pemakaman Protap Covid-19 di Jakarta Menurun
Hadinoto Soedigno merupakan mantan Direktur Teknik dan Pengelola Armada PT. Garuda Indonesia yang telah ditetapkan sebagai tersangka baru dalam perkara ini. Ia diduga terlibat dalam kasus dugaan suap pengadaan pesawat dan 50 mesin pesawat Airbus A330-300 untuk PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk periode 2004-2015.
Hadinoto diduga menerima sejumlah uang dari bos PT Mugi Rekso Abadi (MRA) Soetikno Soedarjo. Uang tersebut untuk memuluskan empat proyek pengadaan pesawat tahun anggaran 2008 - 2013 dari perusahaan Rolls Royce.Â
Empat proyek tersebut adalah kontrak pembelian pesawat Trent seri 700 dan perawatan mesin dengan perusahaan Rolls-Royce. Kontrak pembelian pesawat Airbus A330 dan Airbus A320 dengan perusahaan Airbus S.A.S.
Kemudian, kontrak pembelian pesawat ATR 72-600 dengan perusahaan Avions de Transport Regional (ATR). Dan Kontrak pembelian pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan perusahaan Bombardier Aerospace Commercial Aircraft.