JAKARTA - Sebanyak 18 awak maskapai Batik Air dengan pesawat Airbus A330-300 CEO membawa misi kemanusiaan saat mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China, harus ikut menjalani kegiatan observasi selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. Mereka pun baru bisa kembali bersama 238 WNI dari Natuna, kemarin.
Para awak maskapai Batik Air tersebut disambut jajaran direksi Lion Groups di Kantor Lion Air Simulator, Cipinang-Melayu, Jakarta Timur.
Baca Juga:Â WHO Apresiasi Langkah Pemerintah Indonesia Selamatkan Warganya dari Ancaman Virus CoronaÂ
Kapten Destyo Usodo selaku pimpinan penerbangan sekaligus pilot, menceritakan, sejak awal dirinya bersama 17 orang lainnya mengaku siap untuk menjalankan misi kemanusiaan ini. Destyo mengaku, tak menemui kendala serius saat melaksanakan misi ini sejak keberangkatan hingga tiba di Batam.
"Pada saat kami menerima tugas tersebut, kami banyak mempelajari penanganan bahaya sebelum berangkat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," kata Destyo seperti dikutip iNews.
Saat tiba di Bandara Hang Nadim Batam, Destyo merasa terkejut karena harus ikut menjalani karantina dan observasi di Kepulauan Natuna bersama WNI dari Wuhan yang dievakuasinya. Destyo dan 17 awak pesawat lainnya pun ikut menjalaninya karena sesuai standar operasional prosedur (SOP) kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah dan lembaga kesehatan dunia WHO.
"Kami sebenarnya terkejut saat diberitahu harus ikut menjalani observasi selama 14 hari. Tapi karena ini sudah menjadi prosedur tetap dari WHO, kami patuh dan mengikuti segala arahan dan aturan itu," tutur dia.