JAKARTA – Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro mengatakan, masa observasi 238 WNI di Natuna akan berakhir pada Sabtu (15/2/2020). Pelepasan pemulangan WNI yang diobservasi dilakukan secara natural, tanpa acara seremonial.
"Jadi masa observasi di Natuna akan berakhir 15 Februari tepatnya jam 12.00. Tanggal berikutnya, bisa 16, bisa 17 akan ada pelepasan peserta observasi yang akan dilakukan secara alamiah. Jadi tidak ada acara yang namanya terlalu formal," kata Juri di Gedung Bina Graha Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Juri menjelaskan, teknis pemulangan hingga kini masih terus dibicarakan. Satu hal yang sudah pasti adalah proses pemulangan dilakukan tanpa acara formal-seremonial. Bahkan, keluarga peserta observasi bisa melakukan penyambutan di bandara daerahnya masing-masing.
"Jadi tidak ada acara penjemputan di Jakarta," tuturnya.
Lebih lanjut Juri menambahkan, para peserta observasi akan diterbangkan dari Natuna menuju Jakarta menggunakan pesawat TNI AU. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya masing-masing menggunakan pesawat komersial.
Namun, pemerintah masih mempertimbangkan apakah pesawat TNI AU tersebut akan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma atau di Bandara Soekarno-Hatta.
"Sedang dipertimbangkan apakah lewat Halim atau Soekarno-Hatta. Sementara akan menggunakan pesawat TNI AU dari Natuna. Setelah itu baru pulang ke rumah masing-masing dengan penerbangan komersial," ucapnya.
Juri memastikan biaya kepulangan para peserta observasi ditanggung negara. Dia juga meminta Pemda aktif berkoordinasi dengan pihak keluarga ihwal penjemputan di bandara daerahnya masing-masing.
Baca Juga : Sambangi Natuna, Panglima TNI-Kapolri Apresiasi Dukungan Observasi WNI dari Wuhan
"Rencananya difasilitasi sampai ke bandara daerah masing-masing. Kami juga minta Pemda untuk aktif koordinasi soal ini. Mereka akan koordinasi dengan keluarga atau orangtua seperti apa di daerah. Tapi prinsipnya tidak usah terlalu ramai-ramai. Alamiah saja," tutur Juri.
(erh)