BEREDAR informasi mengenai bahayanya makanan impor dari China. Dalam informasi yang beredar cepat di grup-grup Whatsapp dan Facebook itu disebutkan bahwa makanan dari luar negeri, utamanya dari China terinfeksi virus korona.
Penyebaran virus itu disebut melalui keringat pekerja yang dukuan terinfeksi virus mematikan, sehingga makanan tersebut banyak disita. Penerima pesan berantai ini juga diminta untuk membagikan pesan imbauan yang diklaim berasal dari Kementrian Kesehatan RI.
Berikut narasi yang beredar:
"Innalillahi wa Inna Illaihi roji’un"
Assalammu’alaikum Wr Wb
Breaking News : Meneruskan info dr Ibu2 Dubes KBRI KL
Tolong beritahu adek2, suami, isteri dan semua teman2 Perhatian ; Mulai saat ini jangan makan pruduksi luar dulu apa pun jenis nya , khususnya produksi luar negeri cina Karena kemungkinan besar pekerja pabrik tersebut pengidap virus carona dan bisa jadi jatuh keringat mereka masuk ke dalam kalengan2 itu , serta virus corona yg saat ini masih jadi masalah besar dunia telah diketahui DepKes dunia sehingga makanan tersebut telah banyak di sita tpi lebih banyak yg sdh terlajur diekspor juga, Setelah terima ini cepat kirim ke saudara2 n teman2 semua. Agar tidak konsumsi makanan apapun yg dari luar….. Demi keselamatan kita semua. Info dr ibu dubes KBRI
( Kementrian Kesehatan RI)
{semoga bermanfaat}. Mohon bantu share ya..🙏🙏
[ ‼‼WARNING‼‼
Tolong disebar luas kan
Mohon ijin info Ikatan Dokter Indonesia (IDI), menginformasikan bahwa saat ini wabah mematikan hanya butuh penanganan cepat
dan masih banyak makanan yg produksi luar
Info:
RS Fatmawati , RSCM , RS Siloam , All RS
Nara sumber :
Dr. H. Ismuhadi, MPH
Mohon dishare, sayangi keluarga anda.”
Setelah ditelusuri, informasi itu tidak benar alias hoaks. Karena Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto sendiri sudah menyatakan makanan dan minuman yang diimpor dari China aman untuk dikonsumsi, kendati virus korona tengah mewabah di negara tersebut.
"Aman lah ndak masalah," kata Terawan usai menghadiri rapat terbatas tentang dampak virus korona di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).