JAKARTA - Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa, dan berakhir dengan Cap Go Me pada tanggal ke-15.
Di Indonesia sendiri, beragam tradisi unik dalam merayakan Hari Raya Imlek mempunyai cerita yang beragam. Biasanya perayaan Tahun Baru China atau Imlek yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa identik dengan angpao imlek, lampion maupun hiasan-hiasan lain berwarna merah.
Tak hanya itu, masih banyak hal unik lainnya yang belum diketahui dalam perayaan Imlek. Berikut Okezone rangkum fakta unik dibalik perayaan Imlek:
1. 'Xin Nian Kuai Le' adalah Ucapan Tahun Baru dalam Bahasa Tiongkok
"Xin Nian Kuai Le" sebenarnya memiliki arti "Selamat Tahun Baru". Namun banyak orang yang mengucapkan "Gong Xi Fa Cai" daripada kalimat tersebut.
Hal ini dikarenakan masyarakat Hong Kong dan daerah berbahasa Kanton lainnya mengatakan ungkapan "Gong Xi Fa Cai" untuk melambangkan keberuntungan di tahun yang baru. Padahal ungkapan "Gong Xi Fa Cai" memiliki arti “selamat atas keberuntungan.”
2. Mitos Monster Nian
Menurut salah satu legenda, ada monster bernama Nian. Monster tersebut selalu muncul pada malam tahun baru. Oleh karena itu, banyak orang akan bersembunyi di dalam rumah agar tidak menjadi santapan Nian.
Suatu ketika ada seorang anak kecil yang menggunakan pakaian serba merah dan asik bermain petasan yang mengeluarkan suara keras. Sejak saat itu orang percaya bahwa Nian sangat takut dengan kain berwarna merah dan letusan petasan.
Serta tradisi makan malam bersama keluarga, dekorasi berwarna merah, serta membakar petasan atau kembang api, selalu identik dengan perayaan Imlek.
3. Perayaan Imlek Dikenal sebagai Festival Musim Semi
Di Tiongkok, perayaan Imlek sering didengar sebagai Festival Musim Semi. Banyak masyarakat di sana menyambut musim semi sebagai awal memulai menanam bibit-bibit untuk dipanen nantinya. Sekaligus penanda berakhirnya musim dingin.
Menurut tradisi dalam masyarakat Tiongkok dulu, selama musim dingin cuaca menjadi ekstrem membuat petani tidak bisa bekerja di ladang. Maka semua keluarga berkumpul di rumah sambil menghangatkan tubuh di tungku perapian. Lalu dengan datangnya musim semi memberikan harapan dan semangat baru bagi petani kembali ke ladang.