CIREBON - Tiga ruang kelas di SDN 1 Getrakmoyan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengalami kerusakan parah sejak satu bulan terakhir. Demi keselamatan, para siswa kelas IV, V dan VI terpaksa harus belajar di ruangan lain.
Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Getrakmoyan Saim Gunari, kerusakan terjadi pada bagian tembok dan lantai bangunan sekolah. Ia mengatakan muncul retakan-retakan yang cukup parah di tembok, serta keramik pecah akibat amblasnya lantai.
Saim menuturkan, kerusakan tersebut tejadi akibat kontur tanah yang tidak stabil sehingga mempengaruhi kondisi bangunan sekolah di atasnya. Disampaikannya pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon sudah meninjau bangunan sekolah yang rusak. Ia berharap, agar proses perbaikan bangunan dilakukan dengan baik. Sehingga, tiga ruang kelas itu dapat digunakan kembali.
Lebih lanjut, Saim mengusulkan agar bangunan sekolah di renovasi ulang. Maksudnya, ruang kelas tersebut dibongkar dan dibangun kembali dengan menggunakan pondasi ceker ayam. Menurutnya, dengan pondasi ceker ayam bangunan sekolah akan sedikit tahan lama saat dibangun di atas tanah yang labil.
"Kalau direnovasi biasa itu bakal kaya gitu lagi. Sama aja buang-buang anggaran, " kata Saim kepada Okezone.
Saim mengaku, bangunan sekolah di SDN 1 Getrakmoyan sudah tiga kali direnovasi. Terakhir bangunan tersebut diperbaiki pada tahun 2016. Namun, karena sturktur tanah yang tidak bisa menopang beban bangunan sekolah, maka bangunan itu kembali mengalami kerusakan.
Kondisi SDN 1 Getrakmoyan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (foto: Okezone/Fathnur Rohman)
Sementara Kabid Bidang Pendidikan SD Disdik Kabupaten Cirebon bernama Amin mengakui, pihaknya belum mendapatkan data perihal lokasi bangunan SD mana saja yang berada di tanah labil. Namun, dia mengatakan akan melakukan perbaikan pada sekolah-sekolah yang sudah mengajukan perbaikan.
Amin menjelaskan, anggaran untuk perbaikan sekolah biasanya bersumber pada dana DAK, APBD, serta lainnya. Dia menyebut, belum bisa melakukan perbaikan ruang sekolah yang rusak secara maksimal, karena keterbatasan anggaran dan jumlahnya bangunan rusak yang begitu banyak.
"Jumlahnya sangat bayak, jadi hanya beberapa saja yang bisa diperbaiki, " ujar Amin kepada Okezone.