JAKARTA - Jelang pemilihan ketua umum Partai Golkar yang rencananya akan ditentukan dalam Musyawarah Nasional (Munas) mendatang, kepemimpinan Airlangga Hartarto saat ini diharapkan tidak bersifat otoriter.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengamat politik Ari Nurcahyo. Ia mengatakan bahwa sifat otoriter itu rawan membuat partai yang berlambang pohon beringin ini terpecah jelang pemilihan ketua umum.
"Jadi otoriter inkumben ini sebenarnya akan menjerumuskan Partai Golkar pada perpecahan. Itu (Airlangga) sebenarnya harus berbesar hati bahwa mekanisme demokrasi harus dilaksanakan," kata Ari saat dihubungi lewat sambungan telepon, Sabtu (30/11/2019).
Baca Juga: Menerka Peluang Airlangga dan Bamsoet Jelang Munas Golkar
Direktur Eksekutif PARA Syndicate ini berharap Airlangga dapat melaksanakan Munas secara demokratis, terbuka dan menjauhkan intervensi eksekutif terlibat dalam pemilihan ketua umum Partai Golkar.
Lebih lanjut, ia tidak ingin Partai Golkar sebagai partai terbesar kedua saat ini, partai tua dan modern, menggadaikan nama besarnya untuk ambisi seseorang.
"Sebenarnya cara-cara tidak demokratis itu mempertaruhkan masa depan Golkar. Partai yang paling siap melakukan modernisasi partai, tapi tidak siap dengan demokrasi. Itu kan ironis," ungkapnya.