JAKARTA - Kementerian Kelauan dan Perikanan terus mendapat sorotan setelah kursi meteri diambil alih Edhy Prabowo menggantikan Susi Pudjiastuti. Setelah sempat "diserang" soal penenggelaman kapal di media sosial, Menteri Edhy kini disebut tidak dipercaya publik oleh lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO).
Dalam hasil survei IPO tersebut, Edhy Prabowo disebut hanya mendapat kepercayaan sebesar 0,7 persen. Soal hasil survei itu, TB Ardi Januar selaku salah satu Staf Khusus Menteri Edhy angkat bicara.
"Perlu diketahui, Menteri Edhy dilantik menggantikan Bu Susi pada tanggal 23 Oktober. Sementara survei IPO dilakukan pada 30 Oktober hingga 2 November alias tiga hari. Artinya, IPO melakukan survei saat Edhy baru bekerja satu pekan dan hanya melibatkan 800 responden entah siapa mereka," ujar pria yang karib disapa Tebe ini, Minggu (24/11/2019).
Dirinya pun mempertanyakan soal cara IPO dalam menjalankan surveinya. Apakah dalam surveinya IPO turun ke lapangan? Tidak. IPO hanya menyebarkan kuisioner melalui alat modern. Entah itu apa namanya. Setahu saya aplikasi Whatsapp juga modern," kata Tebe.
Edhy Prabowo, kata Tebe, saat ini disibukkan dengan dengan perlbagai masalah yang ada di kementeriannya. Baik yang ada di internal, maupun yang langsung bersangkutan dengan nasib para nelayan.
"Edhy juga telah memanggil dan menemui banyak pihak untuk mengkaji sederet persoalan. Mulai dari komunitas nelayan, pihak swasta, gubernur, bupati, walikota, kepala dinas daerah, asosiasi, Kadin, akademisi kampus, para pakar dan lain-lain," tuturnya.
Selama lebih kurang satu bulan menjabat Menteri KKP, kata Tebe, Menteri Edhy juga telah kedatangan tamu-tamu negara sahabat untuk membahas peningkatan mutu kerjasama. Mulai dari duta besar Jepang, China, Amerika Serikat, hingga Belgia.
Baca Juga : Survei Indonesia Political Opinion: 64% Masyarakat Optimis dengan Kebinet Jokowi
Lantas, kapan Edhy turun ke lapangan kalau terus disibukkan dengan pertemuan di ruangan dan membahas persoalan di atas meja kerja?
"Catat ya, dalam kurun waktu satu bulan ke belakang, Edhy beberapa kali terjun ke lapangan untuk menjaring aspirasi nelayan dan unsur lain yang bergerak di bidang perikanan. Mulai dari Muara Baru, Muara Angke, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Edhy ingin melihat langsung dengan mata kepalanya. Tak mau hanya sebatas laporan dari bawahan," kata Tebe.