JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan jumlah pengangguran di Indonesia hingga Februari 2019 sebanyak 6,82 juta orang. Jumlah ini menurun 50 ribu orang dari posisi Februari 2018 yang sebanyak 6,87 juta orang.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan, jumlah pengangguran terbanyak masih berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di antara tingkat pendidikan lainnya. Sedangkan yang terendah dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah.
Bonus Demografi juga jadi salah satu penyebab banyaknya pengangguran di Indonesia. Bonus demografi adalah melonjaknya usia produktif di Indonesia, sehingga lapangan kerja akan semakin sulit ditemukan.
Baca Juga: Banten Jadi Provinsi dengan Jumlah Pengangguran Terbanyak di Indonesia
Direktur Management Development International (MDI Tack International), Reynard Praharsa mengungkapkan ekonomi Indonesia memiliki potensi untuk tumbuh tinggi dengan adanya bonus demografi. Di mana sebagian besar penduduk merupakan angkatan usia produktif usia 15-64 tahun. Puncak bonus demografi ini pun diprediksi terjadi pada tahun 2030.
Menurut Reynard, bonus demografi ini bisa menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia apabila tidak dimanfaatkan dengan benar.
“Kita tahu bahwa pengangguran terdidik di Indonesia ini masih tinggi. Kalau kita tidak ikut serta melakukan sesuatu (pembenahan), salah satunya pada kualitas tenaga kerja, alih-alih bonus demografi kita malah menghadapi bencana demografi,” jelasnya dalam acara HRPractiCase (HR Practice with Cases) yang diikuti sedikitnya 40 perusahaan ternama di Jabodetabek di CoHive D-Lab, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2019).