JARINGAN mafia sepakbola terus menghantui kompetisi Tanah Air. Kepolisian Republik Indonesia pun turut dikerahkan untuk mengatasinya. Polri bahkan pada Desember 2018 resmi membentuk Satuan Tugas Antimafia Bola. Pengungkapan kasus per kasus mereka lakukan.
Sebut saja perkara dugaan penyuapan dan pengaturan skor yang diungkap Manajer Madura FC Januar Herwanto. Kemudian kasus yang dilaporkan Manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani mengenai pemerasan yang diduga dilakukan oknum pengurus PSSI.
Dalam pengungkapannya, Satgas Antimafia Bola mengamankan empat orang dan menetapkannya sebagai tersangka. Mereka adalah anggota Exco PSSI dan Ketua Asosiasi Provinsi Jawa Tengah, Johar Lin Eng; anggota Komisi Disiplin PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih; mantan anggota Komite Wasit, Priyanto; serta wasit futsal Anik Yuni Artika Sari yang juga putri dari Priyanto.
Selanjutnya Satgas Antimafia Bola mengamankan Nurul Safarid, wasit pertandingan Persibara Banjarnegara versus Persekabpas Pasuruan. Satgas juga menetapkan empat perangkat pertandingan Persibara vs Persekabpas menjadi terangka.
Baca juga:Ā Sembilan Orang yang Diduga Atur Skor Kalteng Putra vs Persela Lamongan DibebaskanĀ
Kemudian turut diamankan ML, direktur penugasan wasit di PSSI. Lalu ada mantan penanggung jawab PS Mojokerto Putra, Vigit Waluyo, yang ditetapkan sebagai tersangka.
Kemudian pada Januari 2019, Satgas Antimafia Bola melakukan penggeledahan di Kantor PSSI, PT LIB, dan Komisi Disiplin. Aksi ini mengungkap keterlibatan Plt Ketua Umum PSSI Joko Driyono.
Ia diduga menjadi aktor intelektual kasus perusakan barang bukti kasus pengaturan skor. Satgas menemukan dokumen yang diduga dihancurkan oknum di Kantor Komisi Disiplin PSSI.
Petugas kemudian menetapkan para tersangka kasus dugaan perusakan barang bukti tersebut. Masing-masing adalah Muhammad Mardani, Abdul Gofur, Musmuliadi, dan Joko Driyono.
Baca juga: Alasan Polisi Bentuk Satgas Antimafia Bola Jilid IIĀ
Paling anyar mantan Exco PSSI, Hidayat, yang statusnya dinaikkan menjadi tersangka. Total ada 16 tersangka yang ditetapkan Satgas Antimafia Bola Polri.
Lalu pada Agustus 2019, Polri membentuk kembali Satgas Antimafia Bola Jilid II. Tim ini akan menjalankan tugas selama empat bulan ke depan dan dipimpin Kepala Biro Provos Polri Brigjen Hendro Pandowo. mereka bertugas di 13 wilayah yang tersebar di Indonesia.
Ketum PSSI Iwan Bule Komitmen Berantas Mafia Bola
Pemberantasan jaringan mafia bola ini terus menggema, terlebih setelah terpilihnya Komisaris Jenderal Polisi Mochamad Iriawan alias Iwan Bule sebagai ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2019ā2023, dalam kongres luar biasa yang berlangsung di Hotel Shangri-La Jakarta pada Sabtu 2 November.
Ia memenangkan pemilihan ketum PSSI setelah meraih 82 suara dari 85 pemilih. Sementara 3 suara lainnya dinyatakan tidak sah. Dijelaskan, Iwan Bule berhak menduduki kursi pemimpin organisasi tertinggi sepakbola Tanah Air itu meski masih aktif menjadi pejabat tinggi Polri. Dia juga terpilih melalui prosedur sebagaimana mestinya.
Baca juga: Tidak Terima Putusan Hakim, Joko Driyono Ajukan BandingĀ

Usai terpilih, Iwan Bule menegaskan salah satu fokus kerjanya adalah pemberantasan kasus pengaturan skor pertandingan sepakbola Indonesia. Ia menyatakan siap bekerja sama dengan pihak kepolisian, terutama Satgas Antimafia Bola, untuk menumpas praktik-praktik terlarang itu.
"Saya komit seperti yang saya sampaikan sebelumnya (untuk memberantas mafia bola). Nanti jika memang terbukti akan saya dorong ke pihak kepolisian. Tinggal atur saja (kerja sama dengan kepolisian) begitu juga dengan Kemenpora. Nanti Satgas Antimafia Bola akan memberi tahu kami untuk nanti diselesaikan. Evaluasi pasti ada itu," ujar Iwan Bule, Sabtu 2 November 2019.
Baca juga: Joko Driyono Divonis 1 Tahun 6 Bulan PenjaraĀ

Kemudian ia menyoroti anggota Exco PSSI yang rangkap jabatan di klub. Iwan menyarankan untuk mengundurkan diri. Namun jika ditemui kasus salah satu klub yang ada Exco di dalamnya mendapat keuntungan, maka akan dilakukan evaluasi.
"Itu sulit. Exco itu dipilih oleh kita juga, sehingga tidak bisa kita intervensi, karena sebelumnya juga ada. Tinggal pengawasan kita kepada mereka. Jadi, pertandingan harus fair. Jangan sampai ada yang menguntungkan salah satu klub. Sementara belum berpikir ke sana (meminta Exco mundur dari klub). Tapi jika ada indikasi salah satu klub diuntungkan akan kita evaluasi," jelasnya.
Harapan Polri
Polri berharap Komjen Mochamad Iriawan alias Iwan Bule mampu membersihkan jaringan mafia sepakbola setelah dilantik menjadi ketum PSSI.
"Kami berharap Pak Iwan bisa memberangus praktik mafia bola yang selama ini menjadi salah satu konsentrasi Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin 4 November 2019.
Baca juga: Mbah Putih Divonis 16 Bulan Penjara Terkait Kasus Mafia BolaĀ

Ia menegaskan proses Iwan Bule menjabat ketum PSSI telah melewati mekanisme yang diatur dalam aturan berlaku. Oleh karena itu, Iwan tidak perlu mundur dari Korps Bhayangkara.
"Polanya melalui pendaftaran untuk mengikuti seleksi dan pencalonan sesuai ketentuan atau peraturan yang berlaku secara internal oleh panitia organisasi tersebut. Setiap WNI memiliki hak yang equal sesuai persyaratan kompetensi dan proses pemilihan yang demokratis, transparan, serta independen," papar Dedi.
Baca juga: Kasus Mafia Bola, Wasit Nurul Safarid Dituntut 18 Bulan PenjaraĀ

Selain itu, Polri mengucapkan selamat atas terpilihnya jenderal bintang tiga itu sebagai ketua umum baru PSSI. Polri juga berharap Iwan Bule bisa meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia di kancah internasional.
"Kami mengucapkan selamat atas terpilihan Komjen Mochamad Iriawan (Setama Lemhanas); dan berharap di bawah kepemimpinan Beliau, PSSI dapat lebih berprestasi di kancah persepakbolaan internasional," tutup Dedi.