KENDARI - Ratusan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), kembali mendatangi Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (4/11/2019). Mereka mempertanyakan sejauh mana perkembangan pengungkapan kasus tewasnya dua mahasiswa UHO, saat berunjuk rasa di DPRD Sultra, pada 26 September 2019.
Massa sempat adu mulut dengan aparat kepolisian, setelah polisi menyampaikan melalui pengeras suara, bahwa unjuk rasa yang digelar mahasiswa ini, tidak memiliki izin. Namun, mahasiswa menyebut, aturan unjuk rasa hanya menyampaikan pemberitahuan, bukan izin.
Baca Juga: 6 Polisi Bawa Senpi di Demo yang Tewaskan Mahasiswa Kendari Disanksi Disiplin
Ketegangan mereda, setelah Direktur Intelijen Keamanan (Intelkam) Polda Sultra, Kombes Hartoyo, menemui massa yang tengah berorasi di depan Mapolda Sultra. Hartoyo menyampaikan, bahwa saat ini Kapolda Sultra, Brigjen Merdisyam, sedang berada di Jakarta dan akan kembali membawa informasi terbaru perkembangan pengungkapan kasus tewasnya dua mahasiswa UHO, almarhum Immawan Randi dan Muhammad Yusuf Kardawi.
"Pak Kapolda (Sultra), masih berada di Jakarta, In Syaa Allah, setelah kembali akan ada hasil" jelas Hartoyo di hadapan massa.
Menurut Hartoyo, hasil ini akan disampaikan setelah Kapolda Sultra, tiba di Kendari. Bahkan, dia, menggaransikan jabatannya dalam pengungkapan kasus tewasnya dua mahasiswa UHO. Jaminan ini, ditanda tangani Hartoyo, pada selembar kertas bermaterai, di hadapan massa.
"Yang bertanda tangan di bawah ini, Kombes Pol Hartoyo, SIK, dengan NRP 69080489, jabatan Dir Intelkam Polda Sultra, dalam hal ini apa bila sampai pada hari Kamis 7 November 2019, belum ada penetapan tersangka kasus penembakan alm. Yusuf dan alm. Randi, maka saya siap untuk mengundurkan dari Dir Intelkam Polda Sultra dan menolak jabatan apapun, dan siap mengundurkan diri dari instansi Kepolisian Negara Republik Indonesia," tulis Hartoyo.
Dalam lembaran ini, juga bertanda tangan sebagai saksi, Dir Reskrimum Polda Sultra, Kombes Asep Taufik dan Mahasiswa UHO, LM. Rahmat Manangkiri.