JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Faozan Amar menegaskan bahwa penyusunan kabinet merupakan hak prerogatif Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun, ia berharap figur yang masuk dalam kabinet memiliki rekam jejak (track record) bagus dan tidak membebani kerja Kepala Negara.
"Kita berharap agar yang mengisi posisi-posisi penting dan strategis pada kabinet baru diisi oleh kader-kader terbaik bangsa yang memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai. Memiliki rekam jejak yang bagus dan tidak akan membebani kerja-kerja Presiden," katanya kepada Okezone, Senin (23/9/2019).
Faozan menerangkan, sumber-sumber kepemimpinan bangsa itu bisa berasal dari partai politik, ormas, TNI/Polri, akademisi, profesional, birokrat dan sebagainya. Menurutnya membangun negara tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi mesti dengan bergotong royong.
"Dan itu sudah dicontohkan oleh para pendiri bangsa dan terus dilestarikan sampai hari ini," jelasnya.
Sementara, p[engamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin mengimbau Presiden Jokowi memilih figur yang memiliki integritas tinggi dan ahli di bidangnya. Ujang meyakini figur berintegritas tak akan berani 'menggarong' duit rakyat. Sedangkan orang yang ahli akan bekerja secara profesional.
"Pilih orang yang memiliki integritas tinggi dan ahli. Jika dia berintegritas tinggi tak akan korupsi. Dan jika dia ahli, maka akan bekerja profesional. Seorang menteri yang ahli di bidangnya akan bekerja dengan kualitas yang tinggi," imbuh dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif ke Istana Kepresidenan, Jakarta, beberapa waktu lalu. Tokoh bangsa tersebut membahas sosok kader partai yang ideal menduduki kursi menteri di kabinet Indonesia Kerja jilid II.