JAKARTA - Kabut asap yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, terutama Pekanbaru, Riau, yang sudah mengkhawatirkan lantaran berdasarkan indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan status tidak sehat.
Ketua Yayasan Anak Masa Depan Indonesia (AMDI), Clara Tampubolon mengatakan, pemerintah harus serius memberikan bantuan kesehatan untuk anak-anak, terutama balita.
Jangan sampai kasus balita meninggal dunia yang dialami Elsa Pitaloka yang baru berusia 4 bulan menghembuskan napas terakhirnya karena mengalami radang paru serta radang selaput otak serta infeksi saluran pernapasan akut akibat terkena asap kebakaran hutan dan lahan.
Serta M Husein Saputra, seorang bayi berusia 28 hari menghembuskan napas terakhirnya setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang pada Selasa 6 Oktober. Dia menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diduga akibat terpapar kabut asap yang melanda Palembang.
"Sederet nama nama lain dari anak-anak yang terkena gangguan kesehatan dan pernapasan akibat paparan asap kebakaran tentu masih banyak lagi. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus pada mereka. Karena anak-anak masih belum memiliki ketahanan tubuh seperti orang dewasa," ujar Clara, Minggu (22/9/2019).
Baca Juga : Bayi yang Meninggal Akibat Kabut Asap Didiagnosa Radang Paru-Paru
Pihaknya juga telah menurunkan tim untuk memberikan bantuan kepada anak anak yang terpapar asap Karhutla. Untuk itu, AMDI mengajak semua pihak untuk tergerak dan berpartisipasi memberikan bantuan kepada mereka.
"Atas dasar tersebut, AMDI tergerak untuk membantu dan meringankan beban saudara saudara di Riau yang terdampak kabut asap dengan menyalurkan donasi berupa masker N95, nebulizer, vitamin dan beberapa bantuan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak," jelasnya.
Clara menjelaskan, bantuan donasi bisa dilakukan melalui rekening Bank Mandiri AMDI 1220007778619. "Batas akhir sumbangan sampai tanggal 23 September 2019. Untuk transfer mohon untuk melakukan penambahan angka 1 di akhir jumlah sumbangan," tutupnya.
(aky)