TIMIKA - Pesawat Twin Otter DHC-6 seri 400 PK-CDC yang hilang kontak di area antara wilayah Kabupaten Mimika dan Puncak, Papua, hingga kini tidak memancarkan sinyal Emergency Locator Transmitter (ELT).
Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Yohanis Kapiyau Timika, Letkol Pnb Sugeng Sugiharto menjelaskan, dengan tidak memancarkan sinyal ELT, ada kemungkinan pesawat melakukan pendaratan darurat. Dia menambahkan, normalnya pesawat akan memancarkan sinyal ELT ketika mengalami impact atau crash, dan dari situ akan diketahui posisi sinyal tersebut dipancarkan.
Baca Juga: Tim SAR Lanjutkan Pencarian Pesawat Twin Otter yang Hilang Kontak di Papua
"Kendalanya sekarang karena sinyal ELT itu tidak memancarkan, sehingga kita tidak bisa mencari keberadaan pesawat itu sekarang berada di mana," kata Sugeng kepada wartawan, Kamis (19/9/2019).
Dengan tidak memancarkan sinyal ELT, diharapkan pesawat melakukan pendaratan darurat, sehingga masih ada kemungkinan kru dan penumpang selamat.
"Prediksi dengan tidak memancarkan ELT itu, artinya kesempatan mereka hidup atau pesawat hanya melaksanakan pendaratan darurat itu masih memungkinkan. Karena kalau pesawat mendarat darurat, ELT memang tidak memancarkan sinyal," ujarnya.
Tim SAR gabungan terdiri dari personel Kantor Pencarian dan Pertolongan, Lanud Yohanis Kapiyau, Satuan Brimob dan pihak PT Carpediem Aviasi Mandiri, pagi tadi melakukan pencarian menggunakan pesawat Twin Otter dan Heli (Eurocopter) Caracal ke arah lokasi terakhir pesawat hilang kontak dengan ketinggian 13.000 feet. Namun upaya itu belum membuahkan hasil.
Baca Juga: Pesawat Twin Otter Hilang Kontak dalam Penerbangan di Papua
(fid)