JAKARTA - Korban Bom Bali, Ni Luh Erniati tak pernah berpikir akan menjadi penyintas hingga menjadi duta perdamian untuk korban terorisme di Indonesia.
Peristiwa itu bermula saat Erniati menjadi korban Bom Bali I yang menewaskan suami tercintanya. Ia pun hidup terpuruk atas peristiwa bom itu. Namun, ia harus berdamai dengan dirinya sendiri dengan berbenah karena masih ada dua orang anaknya yang harus diperjuangkan masa depannya.
"Waktu kejadian itu saya setiap hari menangis dan meratapi. Tapi setelah bertahun-tahun saya sadar ini tak akan berubah. Saya harus berbenah," kenang Erniati saat menjandi pembicara dalam peringatan ke-15 tahun Bom Kuningan di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Minggu (15/9/2019).
Â
Setelah itu, Erniati diajak bergabung bersama Aliansi Indonesia Damai (AIDA). Di sana, ia tergabung bersama Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) yang menjadi wadah bagi para korban terorisme dan menjadi duta perdamaian.
 Baca juga: Korban Terorisme Gelar Peringatan 15 Tahun Bom Kuningan
Tak lama setelah itu, Erniati pun bertemu dengan Ali Fauzi yang merupakan adik dari gembong teroris Amrozi yang telah mendapat hukuman mati di Lapas Nusakambangan.
Pada awalnya, ibu dua anak ini ingin marah kepada pelaku Bom Bali itu. Namun, ia cepat tersadar bahwa kemarahannya itu tak akan mengubah apa-apa. Ia sudah berjanji untuk berdamai dengan dirinya sendiri demi memperjuangkan masa depan anaknya.
"Awalnya saya ingin marah. Ini orang yang membuat suami saya meninggal. Tapi ketika saya memendam rasa marah ini, kalau pun saya ingin mencakar dia tapi hidup saya tidak akan berubah. Suami saya tidak akan pulang. Saya memilih damai dan menjadi teman dengan beliau," ungkapnya.
Akhirnya Erniati menjadi sahabat Ali Fauzi. Bahkan, ia pernah menyambangi dan melakukan video call bersama keluarga Ali Fauzi di Lamongan, Jawa Timur.
Â
"Saya berbincang dengan keluarganya dan bermain dengan anak-anaknya. Bahkan saya video call sama anaknya," cerita Erniati.
Follow Berita Okezone di Google News