Pembacaan Proklamasi Pertama Dibacakan di Cirebon
Mustaqim menuturkan, setelah munculnya berita kekalahan Jepang dari pihak Sekutu, Sjahrir sudah berusaha menyiapkan gerakannya untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang. Meskipun saat itu, Soekarno sudah menolak permintaan Sjahrir, yang menginginkan Soekarno agar secepatnya memrpoklamasikan kemerdekaan Indonesia.
"Pada 15 Agustus 1945, setelah jam 5 sore, Sjahrir segera memerintahkan kepada para pemuda agar mempercepat persiapan demonstrasi. Mahasiswa dan pemuda yang bekerja di kantor berita Domei (kantor berita Jepang) secepatnya melaksanakan instruksi tersebut. Namun, Sjahrir memahami gelagat Bung Karno yang tidak sepenuh hati menyiapkan Proklamasi," kata Mustaqim.
Lebih lanjut Mustaqim menjelaskan, Sjahrir yang kecewa kepada Soekarno, akhirnya meminta dokter Soedarsono yang saat itu menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Kesambi (sekarang menjadi RSUD Gunung Jati), agar memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Kota Cirebon.
"Para pemuda di Cirebon hari itu tanggal 15 Agustus 1945, di bawah pimpinan Dr. Soedarsono, mengumumkan proklamasi versi mereka sendiri, di Alun-Alun Kejaksan," tambahnya.
Hingga saat ini, menurut Mustaqim, tentang bagaimana isi teks proklamasi yang dibacakan di Alun-Alun Kejaksan, Kota Cirebon tersebut masih belum diketehaui bentuk dokumennya. Akan tetapi, peristiwa tersebut berdasarkan beberapa sumber catatan sejarah setempat, serta sumber lisan dari tokoh Cirebon membenarkan, kalau wilayah Cirebon sudah merdeka terlebih dahulu dari daerah lain.
"Kita sepakat secara resmi jiwa dan semangat revolusi berkobar dari semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta," ucap dia.
(kha)