JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berkomitmen akan terus melakukan berbagai upaya dalam memberantas konten-konten negatif dan berita bohong (hoax) di media sosial.
Staf ahli Menteri Komunikasi dan Informatika, Henry Subiakto mewakili Menkominfo Rudiantara memberikan penjelasan kepada public dalam upaya merawat persatuan di era digital.
Menurut guru besar ilmu komunikasi Universitas Airlangga ini, karakter generasi milenial saat menjadi sorotan utama dalam pembangunan komunikasi dan informasi. Saat ini, smartphone dan koneksi internet sudah menjadi kebutuhan primer bagi generasi milenial.
"Mereka (generasi milenial) membutuhkan smartphone dan koneksi internet sebagaimana manusia membutuhkan oksigen," ujarnya dalam keterangan yang diterima Okezone, Senin (29/7/2019).
Henry melanjutkan, karakter generasi milenial di internet selain untuk eksistensi diri, juga menyukai inovasi, perhatian pada lingkungan, isu-isu keadilan dan sosial politik.
Baca Juga: Berita Hoaks Naik Tajam Jelang Pemilu 2019
Sehingga, hal inilah yang menjadi penyebab terdapat gejala sosial di era digital, di mana terdapat pembelahan dan diprovokasi oleh isi media sosial yang dipenuhi hoax dan hate speech, yang secara tidak sadar mempengaruhi perilaku pengguna aktif media sosial.
"Inilah kenapa literasi menjadi penting. Orang sekarang hanya bisa terpisah tujuh menit dengan handphonenya, dan rata-rata empat jam sehari terkoneksi dengan internet," terang Henry.
Henry memaparkan beberapa hal yang menyerang dan mengancam karakter dan persatuan bangsa lewat internet. Pertama, propaganda asing, kedua, masuknya propaganda ideologi transnasional (NIIS dan ISIS), ketiga, intoleransi dan radikalisme dan terakhir adalah weaponization of social media "tempur politik di media sosial'.
"Hoax menjadi alat propaganda yang dimanfaatkan banyak pihak, menjadi political game di berbagai negara," ujarnya.