JAKARTA - Sebanyak tujuh provinsi dan 55 kabupaten/kota telah dinyatakan status siaga darurat bencana kekeringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merencanakan beberapa strategi yang akan dilakukan.
Berdasarkan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), salah satu upaya yang akan dilakukan BNPB untuk mengatasi kekeringan di Indonesia adalah membuat hujan buatan. BNPB akan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta Tentara Nasional Indonesia (TNI).
"Sudah diputuskan ada dua posko, satu di Halim, satu di Kupang. Di sini, operasinya kita menyiagakan pesawat-pesawat tadi. Nanti BMKG bertugas untuk menganalisis cuaca apakah ada potensi awan yang siap disemai," ujar Pelaksa Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin (22/7/2019).
"Jika ada dari Halim diperintahkan, misalnya di Jawa Barat ada potensi awan langsung terbang dioperasikan oleh BPPT, pesawatnya disediakan oleh TNI. Diharapkan target-target utama di lokasi-lokasi terutama daerah-daerah pertanian," imbuhnya.
Baca Juga:Â 1.963 Desa Terdampak Kekeringan Musim Kemarau 2019
Untuk pengoperasian hujan buatan tersebut akan dilakukan berdasarkan prediksi cuaca kemarau. BMKG sendiri memperkirakan kalau musim kemarau akan mencapai puncaknya dari Agustus hingga September.
"Jadi, kita operasinya, BMKG kan memprediksi puncaknya Agustus sampai September. Jadi, kita untuk tahap pertama kita akan melakukan operasi sampai September. Jadi, Juli-Agustus-September," ujar Agus.
Dari prediksi puncak kemarau hanya sampai September, maka Oktober diharapkan mulai ada hujan sedikit-sedikit sehingga tidak perlu lagi ada hujan buatan.
Baca Juga:Â Musim Kemarau, Warga Sragen Gali Bebatuan di Sungai Kering Cari Air Bersih
(Ari)