JAKARTA – Habil Marati alias HM sudah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan mendanai rencana pembunuhan empat tokoh nasional dan pemimpin lembaga survei. Siapa sebenarnya Habil Marati?
Dalam konferensi pers di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa 11 Juni kemarin, Polisi mengungkapkan Habil Marati berperan penting di balik kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei.
Dia diduga memberikan uang 15 ribu dollar Singapura atau setara Rp150 juta kepada mantan Kepala Staf Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) Kivlan Zein, untuk membeli senjata sekaligus biaya operasional mengeksekusi tokoh-tokoh yang jadi target pembunuhan.
Keempat tokoh yang disasar untuk dibunuh adalah Menko Polhukam Wiranto, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BIN Budi Gunawan, Staf Khusus Presiden Gories Mere serta Direktur Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya.
"Tersangka HM ini berperan memberikan uang. Jadi uang yang diterima tersangka KZ (Kivlan Zein) berasal dari HM. Maksud tujuan untuk pembelian senjata api,” kata Wakil Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary.
Kivlan Zen (Okezoen)
“Juga memberikan uang Rp60 juta langsung kepada tersangka berinisial HK untuk biaya operasional dan juga pembelian senjata api," ujarnya.
Habil Marati sempat jadi anggota Komisi XI DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pria kelahiran Raha, Sulawesi Tenggara 7 November 1962 itu mencalonkan diri lagi di Pileg 2019, tapi gagal lolos ke Senayan.
(Baca juga: Habil Marati Diduga Beri Uang ke Kivlan Zen Terkait Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional)
Sebelum terjun ke politik, dia menyelesaikan pendidikan sarjana di IAIN Sumatera Utara pada 1982 dan sempat kuliah S2 Magister Manajemen di Universitas Sumatera Utara (USU).
Habil Marati dikenal sebagai politikus PPP pendukung Prabowo Subianto.
(Baca juga: Kivlan Zen Dapat Rp150 Juta dari Habil Marati untuk Beli Senjata Api)
Pada Pilpres 2009, saat Megawati Soekarnoputri maju berpasangan dengan Prabowo, Habil Marati membentuk Front Perasatuan Pendukung Prabowo (FPPP).