JAKARTA - Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang (OSO) mengaku sudah bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Bahkan, OSO mengaku sudah berpamitan dengan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu yang ingin mundur dari Partai Hanura.
"Sudah (pamitan). Saya sudah bicara sama dia," ujar OSO di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).
Â
Ketua DPD RI itu memahami alasan Moeldoko yang ingin keluar dari partainya karena memilih fokus bekerja sebagai KSP. Menurut OSO, Moeldoko tak ingin konsentrasinya terpecah dalam bekerja antara sebagai KSP dan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.
"Biarkanlah dia konsentrasi di KSP. Saya sudah bicara sama dia. Pikiran dia sama dengan pikiran saya. Dia mau konsentrasi di situ. Ya kita kan silakan, enggak ada masalah," tuturnya.
OSO tak menampik bila ada dugaan Moeldoko mundur dari partai agar dipilih Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Jokowi di Pilpres 2019. Dalam bursa capres dan cawapres, Jokowi disebut-sebut akan memilih sosok non-partai untuk menjadi cawapres.
"Kok Anda tahu ya? Kalau Anda sudah tahu, makanya kita lepas Moeldoko secara murni," canda OSO.
Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jendral (Purn) Moeldoko menyatakan ingin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura lantaran ingin fokus dari jabatannya sebagai KSP.
"Saya sudah menyiapkan diri mengundurkan diri dari Hanura. saya akan fokus pada pekerjaan dahulu," kata Moeldoko sambil tertawa di Kantor KSP, Jakarta, Senin 2 Juli 2018.
Â
Moeldoko mengaku sudah tidak pernah terlibat lagi dalam urusan parpol yang dipimpin oleh OSO tersebut. Sebab itu, ia ingin keluar dari Hanura lantaran jabatan KSP tengah membutuhkan waktu kinerja yang lebih banyak.
"Saya secara pribadi tidak pernah terlibat dalam urusan parpol karena di samping saya hanya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina, sehingga keterlibatan saya di parpol enggak ada pengaruh. Untuk itu, saya mempertimbangkan mengundurkan diri karena tugas di sini semakin tinggi frekuensinya," lanjutnya.
"Saya pikir biar saya fokus betul. Kalau saya ada beban itu kaki saya jadi susah nanti," imbuhnya.
(Ari)