JAKARTA โ Indonesia menjadi salah satu negara yang kerap dijadikan tempat bagi warga negara asing (WNA) untuk melakukan kriminalitas. Pasalnya, ada beberapa aksi kejahatan yang diungkap oleh kepolisian dengan melibatkan WNA sebagai pelakunya.
Mirisnya, kejahatan yang dilakukan para pendatang itu kerap merugikan pribumi. Mulai dari penipuan, pencurian data nasabah bank atau skimming, perdagangan manusia, dan penyelundupan narkotika.
Okezone merangkum beberapa kasus kejahatan yang melibatkan WNA, seperti berikut ini:
1. Kasus Penipuan โOnlineโ
Aparat kepolisian menangkap 143 WNA China terkait dengan kasus kejahatan siber dengan modus penipuan online. Kasus ini terjadi sekitar medio 2017.
Ratusan WNA China itu merupakan jaringan yang ditangkap di tiga kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, dan Bali. Mereka pun kemudian dideportasi ke negara asalnya.
(WN China pelaku penipuan ditangkap di Bali. Foto: Ist)
Tak hanya itu, Baru-baru ini, aparat Polda Bali mengungkap kasus kejahatan kasus cyber fraud atau tindak pidana kejahatan siber. Dalam operasi ini, petugas menangkap 105 warga negara China.
Bahkan, dalam aksinya, mereka dibantu oleh 11 orang warga negara Indonesia (WNI). Kelompok ini beroperasi di Indonesia. Namun, mereka mengincar warga negara di tempat asalnya untuk menjadi sasaran kejahatan.
(Baca Juga: Pelaku Kejahatan Siber di Bali yang Libatkan WN China Bertambah)
Modus mereka saat beraksi mulai beragam, mulai dari mengaku sebagai keluarga korban serta mengaku sebagai aparat hukum dari China.
2. Perdagangan Manusia (TPPO)
Jajaran Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri menangkap dua orang yang melakukan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dengan modus pengiriman pekerja migran atau tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Sudan pada Maret 2018.
ย
Dalam pengungkapan kasus ini, polisi menangkap satu warga negara Suriah, Mohammad Al Ibrahim, yang bertindak sebagai agen dengan dibantu warga negara Indonesia Budi Setyawan sebagai pihak sponsor.
(Baca Juga: Warga Suriah dan WNI Ditangkap karena Perdagangkan 75 Orang Bermodus Pengiriman TKI)
Jaringan ini bergerak di dua kota Indonesia, yaitu Jakarta dan Surabaya. Bahkan, sejak periode November 2017 hingga Februari 2018 kelompok ini tercatat sudah mengirimkan 75 orang ke Sudan.
Follow Berita Okezone di Google News