JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi tindak kekerasan seksual pada anak.
Ia mengatakan, seharusnya menjadi kewajiban bagi seluruh masyarakat untuk membangun karakter bangsa. Sehingga, peristiwa kekerasan seksual pada 41 anak yang dilakukan Wawan Setiono alias Babeh tidak terus terulang.
"Memang pembangunan karakter bangsa, manusia, sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dalam menjaga itu. Tapi memang secara tidak sadar, teknologi juga mengintervensi karakter-karakter kita secara tidak langsung," ujar Jokowi berdasarkan keterangan resmi Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin‎, Selasa (9/1/2018).
 
Kepala Negara ‎menanggapi pertanyaan dari wartawan tentang hukuman bagi para pelaku tindak kekerasan seksual pada anak yang telah diberlakukan. Menurut dia, melalui peraturan tersebut pemerintah telah memberikan ruang bagi pengadilan untuk memberikan efek jera kepada para pelaku predator anak tersebut.
(Baca juga: Sodomi 41 Anak, Polisi Jerat Babeh 'Semar Mesem' Hukuman Kebiri)
(Baca juga: Korban Sodomi Babeh Berpotensi Besar Jadi Predator Anak dan LGBT)
(Baca juga: Gubernur Banten: Babeh Pencabul Anak Harus Dihukum Berat!)
Namun, lanjut dia, hal itu tentunya tetap berada di ranah hukum. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan mengintervensi penegakan hukum di Indonesia.
"Ranahnya di ranah hukum. Keputusannya ada di sana. Tapi ruang itu sudah disediakan untuk efek jera. Kalau keputusan pengadilan ada ya kita eksekusi," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(wal)
