Share

Pemerintah Jokowi Dinilai Takkan Mampu Bertahan Tanpa IHT

Fransiskus Dasa Saputra, Okezone · Kamis 11 Februari 2016 21:15 WIB
https: img.okezone.com content 2016 02 11 337 1310005 pemerintah-jokowi-dinilai-takkan-mampu-bertahan-tanpa-iht-bX1lFKWMrb.jpg Ilustrasi (Okezone)

JAKARTA - Merebaknya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran saat ini tengah menghantui Indonesia. Pasalnya, sejumlah pabrikan global berancang-ancang hengkang dari Tanah Air.

Sementara, di sisi lain, industri hasil tembakau  (IHT) yang kerap dianaktirikan oleh pemerintah tetap melaju tenang. Pengamat dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng menilai, IHT relatif kuat karena terintegrasi dan tidak tergantung banyak terhadap bahan baku impor.

“Walau ada komposisi impor, namun bahan baku lokal tetap sangat besar," ujar Daeng, Kamis (11/2/2016). 

Menurutnya, saat ini banyak perusahaan ambruk lantaran masalah moneter dan keuangan ditambah dengan kondisi bahan baku impor yang mencapai 70 persen sehingga begitu amat membebani.

"Dari sisi pendapatan, IHT mencapai Rp540 triliun per tahun. Karena itu, sektor ini mampu berkontribusi kepada negara dari sektor perpajakan dan cukai mencapai hampir Rp200 triliun. Saat ini, penerimaan negara dari cukai saja mencapai lebih Rp140 triliun," paparnya.

Namun lanjut Daeng, yang menjadi persoalan ialah IHT selalu diperlakukan tidak adil. Di mana pemerintah cenderung bersikap hipokrit terhadap IHT itu sendiri. Mereka terus mengandalkan penerimaan dari IHT, namun di saat yang sama, pemerintah juga menekan industri ini.

"Pemerintah tidak mengurus masalah pembatasan tembakau, yang diurusin uangnya saja. Pemerintah tidak urus pertanian tembakau, tidak urus perdagangan tembakau, hingga peningkatan kapasitas petani," sesalnya.

Daeng menambahkan, petani tembakau dewasa ini harus benar-benar diberi penghormatan karena mereka inilah yang sejatinya membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertahan dan pemerintah punya uang dari kontribusi cukai yang besar. 

"Tidak usah malu menyatakan, bahwa faktanya memang sektor IHT yang membuat Presiden Jokowi bisa bertahan. Kalau tidak ada IHT serta petani tembakau dan cengkeh pemerintah sudah tidak bisa ngapa-ngapain. Seandainya saja surat utang pemerintah tidak laku, ibaratnya Indonesia itu celana kolor yang kendor talinya," ketus dia.

Sekadar diketahui, berdasarkan riset oleh lembaga Ernst and Young beberapa waktu lalu menunjukkan, kinerja IHT tetap kinclong di tengah kelesuan ekonomi dan juga maraknya PHK di berbagai sektor industri. Saat ini ada 5,98 juta orang terlibat secara langsung dan tidak langung pada industri rokok.

Total pekerja yang terlibat di industri rokok tumbuh sebesar 60 ribu pekerja dari 5,92 juta pekerja di tahun 2009 menjadi 5,98 juta orang di 2014. IHT pun menjadi gantungan hidup bagi 2,1 juta anggota rumah tangga. Selain itu, perkebunan cengkeh menyerap lebih dari satu juta petani cengkeh dengan total nilai industri lebih dari Rp20 triliun.

Follow Berita Okezone di Google News

(fds)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini