JAKARTA - Mantan Kepala Staf Kostrad Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen geram saat melihat seorang penanya dalam sebuah forum tiba-tiba pergi sebelum dia menjawab pertanyaannya. Sebelumnya penanya tersebut menuding Kivlan tak paham sejarah tentang Partai Komunis Indonesia (PKI) dan merasa PKI sudah tidak ada di Indonesia.
"Eh, Anda ini siapa, kalau bertanya jangan keluar dulu sebelum dijawab," terangnya saat menghadiri deklarasi Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) di kantor MUI, Jakarta Pusat, Jumat (21/8/2015).
Selanjutnya Kivlan mengatakan bahwa penanya tersebut telah salah paham dan bahkan dikhawatirkan terpengaruh oleh ideologi PKI. "Jangan dikira mereka (PKI) tidak balik, mereka balik, balik, hati-hati kita terpengaruh dengan beredarnya paham itu, dan saat ini pemimpin kita sudah dikelilingi oleh orang-orang yang dipengaruhi paham komunis," terangnya.
Penanya tersebut sebelumnya menyangkal pernyataan Kivlan bahwa CIA dan TNI, dulu ABRI, terlibat dalam pemberontakan PKI. "Saya tegaskan di sini kepada Anda, PKI berontak, CIA tidak terlibat, saya bagian dari angkatan darat, dan yang penting kita sadari mereka akan bangkit, mereka akan balik," terangnya.
Tak jah berbeda dengan Kivlan, Taruna Muslim, Alfian Tanjung juga menyayangkan pernyataan penanya itu. Alfian pun selanjutnya menjelaskan bagaimana PKI bisa berkembang di Indonesia dengan pola yang sangat sistematis hingga saat ini. "PKI asli yang punya AD/ART dan kongresnya telah digelar sepuluh kali, PKI casing masih ada, PKI kultur emosional, jadi mereka hingga kini masih jalan," kata Alfian.
Alfian menuturkan kultur emosional yang sangat kuat antar kader PKI inilah yang hingga menyebabkannya masih eksis di Indonesia. Bahkan mereka tak hanya merongrong masyarakat awam di Indonesia, namun juga pemerintahan. "Dan bagi HMI, jangan lupa PKI juga pernah desak ganyang HMI di Cempaka Putih, tapi ingat ya, sebelum ganyang HMI langkahi dulu PII," sebut Alfian yang juga kader PII ini.
Kendati demikian, Alfian mengaku persoalan terbesar di Indonesia bukan hanya terletak pada saat rakyat dihadapkan dengan ideologi keji PKI. "Masalah utama kita adalah persatuan dan kesatuan serta menerima perbedaan di antara kita," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(ful)