JAKARTA - Sebanyak lebih kurang 70 ulama Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mewakili 70 pesantren se-Jawa Tengah menggelar pertemuan (holaqoh) di Pesantren Al Itqon, Bugen, Pedurungan, Semarang, akhir pekan lalu.
Â
Salah satu hasil pertemuan itu ialah menolak hasil Muktamar Surabaya yang mengangkat Romahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP menggantikan Suryadharma Ali (SDA).
Baca Juga: Dukung Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Morowali Hibahkan Tanah ke KKP
Â
Pengasuh Ponpes Al Itqon, Semarang, KH Kharis Shodaqoh mengatakan, para ulama mendukung penuh sikap Ketua Majelis Syariah PPP, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) yang menyatakan Muktamar PPP di Surabaya tidak sah, dan ditindaklanjuti menjadi salah satu rekomendasi.
Â
Â
Para ulama juga menyampaikan keprihatinannya terkait sikap beberapa pengurus PPP yang tidak taat dan menghargai Mbah Moen sebagai sesepuh partai.
Â
"Kami sangat prihatin dengan sikap segelintir pengurus PPP yang menghalalkan segala cara hanya untuk memenuhi ambisinya," kata Kiai Kharis, Rabu (22/10/2014).
Â
Dia menambahkan, rekomendasi lainnya dalam pertemuan tersebut yakni mendukung Muktamar yang akan digelar oleh Majelis Syariah dan Mahkamah Partai pada 24 Oktober mendatang di Jakarta. Serta mewajibkan seluruh DPW dan DPC PPP hadir di Muktamar tersebut.
Â
Â
Â
"Para kiai juga mengajak seluruh kader PPP melaksanakan mujahadah demi terselenggaranya Muktamar yang barokah serta melahirkan pemimpin yang amanah dan berakhlaqul karimah," tutupnya.
Â
Turut hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya, KH Abdul Rozak dari Pondok Pesantren Al Falah Srumbung Magelang, KH Kharis Shodaqoh (Ponpes Al Itqon, Semarang), KH Hamzah Hasan (Ponpes Tambiul Ghofilin, Banjarnegara), dan KHÂ Zuhrul Anam (Ponpes Al Tauzi Al Islami, Purwekerto).
(put)