JAKARTA - Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang dikenal sebagai sosok yang tegas dan sedikit temparemental.
Mantan karyawan Al Zaytun, Sanusi pun mengisahkan pengalamannya selama bekerja di pondok pesantren yang berada di Indramayu, Jawa Barat itu. Sanusi mengatakan berbagai perlakuan tidak mengenakan sering dialaminya termasuk penyekapan oleh petugas keamanan disana.
Follow Berita Okezone di Google News
"Apa-apa harus dituruti ucapan Syekh Panji. Dan itu semua dijadikan hukum. Jadi yang lain serba salah," kata Sanusi, di Kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/1/2013).
Menurut Sanusi, semua karyawan disana tidak berani melawan perkataan Panji Gumilang, karena mereka takut dipecat dan dihukum oleh petugas keamanan di sana.
"Kita tidak ada yang berani melawannya. Ada karyawan yang pernah ditampar Panji. Saat itu, ada santri yang ingin lewat untuk salat Maghrib dan berbarengan dengan seorang karyawan yang juga ingin melintas. Karyawan tersebut dipanggil dan ditampar pakai buku oleh Panji," paparnya.
Ditempat yang sama dialami, Wibowo, mantan karyawan Pondok Pesantren, Al Zaytun lainnya. Wibowo menambahkan, saat ini lebih dari setengah karyawan di Al Zaytun telah keluar. Baik itu dipecat maupun mengundurkan diri. Dia berharap agar struktur disana dapat berubah lebih baik lagi.
"Kita berharap ada perubahan struktur, maksudnya kepemipinan dan sistemnya. Orangnya juga dirubah," imbuhnya.
Dia menjelaskan, dirinya dipecat karena ingin perubahan gaji sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR) di Indramayu.
"Kita ingin gaji sesuai dengan UMR. Saat ini juga tinggal 1.100 karyawan yang bertahan disana dari hampir 3000 karyawan di Al-Zaytun," pungkasnya.
(sus)